COMPRRSSION
Memadatkan atau mengecilkan ukuran. Sedangkan Kompresi
Data merupakan proses memadatkan data,sehingga hanya memerlukan ruangan
penyimpanan lebih kecil sehingga lebih efisien dalam menyimpannya atau
mempersingkat waktu pertukaran data tersebut.
Ada 2 jenis kompresi data yaitu:
1. Lossy Compression
Teknik kompresi dimana data hasil dekompresi tidak sama dengan data sebelum kompresi namun sudah “cukup” untuk digunakan. Contoh: Mp3, streaming media, JPEG, MPEG, dan WMA.
Teknik kompresi dimana data hasil dekompresi tidak sama dengan data sebelum kompresi namun sudah “cukup” untuk digunakan. Contoh: Mp3, streaming media, JPEG, MPEG, dan WMA.
2. Loseless Compression
Teknik kompresi dimana data hasil kompresi dapat didekompres lagi dan hasilnya tepat sama seperti data sebelum proses kompresi. Contoh aplikasi: ZIP, RAR, GZIP, 7-Zip.
Teknik kompresi dimana data hasil kompresi dapat didekompres lagi dan hasilnya tepat sama seperti data sebelum proses kompresi. Contoh aplikasi: ZIP, RAR, GZIP, 7-Zip.
Ada empat pendekatan yang digunakan pada
kompresi data, yaitu:
- Pendekatan
statistik
Kompresi didasarkan pada frekuensi kemunculan derajat keabuan pixel didalam seluruh bagian.
Contoh metode : Huffman Coding. - Pendekatan
ruang
Kompresi didasarkan pada hubungan spasial antara pixel-pixel di dalam suatu kelompok yang memiliki derajat keabuan yang sama dalam suatu daerah gambar atau data.
Contoh metode : Run-Length Encoding. - Pendekatan
kuantisasi
Kompresi dilakukan dengan mengurangi jumlah derajat keabuan yang tersedia.
Contoh metode : kompresi kuantisasi (CS&Q). - Pendekatan
fraktal
Kompresi dilakukan pada kenyataan bahwa kemiripan bagian-bagian didalam data atau citra atau gambar dapat dieksploitasi dengan suatu matriks transformasi.
Contoh metode : Fractal Image Compression.
Selanjutnya, mari kita bahas Kompresi Audio, Kompresi
Video dan Kompresi JPEG
KOMPRESI
AUDIO
Kompresi audio merupakan salah satu solusi yang
cukup populer untuk digunakan terkait dengan masalah storage dan akses real
time. Teknik kompresi digunakan se-optimal mungkin dengan memperhatikan
beberapa aspek sehingga menghasilkan teknik kompresi yang lossless dan lossy.
Untuk kebutuhan sehari – hari teknik lossy banyak digunakan, mengingat rasio
kompresi yang besar sehingga sangat berpengaruh pada aspek storage dan
keterbatasan kemampuan telinga manusia.
Pada teknik kompresi lossless terdapat teknik Free
Lossless Audio Codec (FLAC) yang memanfaatkan tingginya korelasi antara sampel
pada audio. Sedangkan pada teknik kompresi lossy terdapat LPC, CELP, MPEG.
merupakan teknologi kuno yang digunakan untuk suara manusia. Pada makalah ini akan
membahas prinsip-prinsip dasar dalam kompresi audio khususnya pada teknik FLAC
dan LPC yang secara garis besar mewakili teknik kompresi lossless dan lossy.
Kendala kompresi audio:
• Perkembangan sound recording yang cepat dan beranekaragam
• Nilai dari audio sample berubah dengan cepat
• Perkembangan sound recording yang cepat dan beranekaragam
• Nilai dari audio sample berubah dengan cepat
Losless audio codec tidak mempunyai masalah dalam
kualitas suara, penggunaannya dapat difokuskan pada:
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Derajat kompresi
• Dukungan hardware dan software
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Derajat kompresi
• Dukungan hardware dan software
Lossy audio codec penggunaannya difokuskan pada:
- kualitas audio
- faktor kompresi
- kecepatan kompresi dan dekompresi
- inherent latency of algorithm (penting bagi real-time streaming)
- dukungan hardware dan software
·
Metode Kompresi Audio:
– Metode Transformasi
Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discreate Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20 Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.
Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discreate Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20 Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.
– Metode Waktu
Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu digunakan untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal data pada suara manusia, kemudian mengirimkannya ke pendengar. Jadi seperti layaknya komputer yang berbicara dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps
KOMPRESI
VIDEO
Kompresi video yaitu salah satu bentuk kompresi data
yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran file video. Video kompresi mengacu
untuk mengurangi jumlah data yang digunakan untuk mewakili video digital
gambar, dan merupakan kombinasi dari ruang kompresi gambar dan temporal
kompresi gerak.
Tujuan dari pemampatan/kompresi video yakni :
1. Minimisasi bit rate dalam penyajian digital
sinyal video
2. Memelihara tingkat kualitas sinyal yang dikehendaki
3. Meminimalkan kompleksitas codec (coder dan decoder-penyandi dan pengurai)
4. Kandungan delay atau penundaan
2. Memelihara tingkat kualitas sinyal yang dikehendaki
3. Meminimalkan kompleksitas codec (coder dan decoder-penyandi dan pengurai)
4. Kandungan delay atau penundaan
Dalam melakukan kompresi video, pemilihan metode
pemampatan yang akan digunakan melbatkan tukar tambah (trade off) pada empat
dimensi yakni Efisiensi, Kualitas Sinyal, Kompleksitas, Tundaan Pengkodean. Kita tidak bias memaksakan untuk bagus disemua dimensi ini. Tetap ada yang
harus dikorbankan . tergantung kebutuhan kompresi yang kita lakukan.
Sinyal Video cocok untuk dimampatkan karena beberapa faktor, yaitu :
a. Korelasi Spasial: Korelasi antar piksel-piksel
tetangga
b. Korelasi Spektral : Citra-citra berwarna
c. Korelasi temporal : Korelasi antara piksel pada frame yang berbeda Serta terdapat informasi yang
b. Korelasi Spektral : Citra-citra berwarna
c. Korelasi temporal : Korelasi antara piksel pada frame yang berbeda Serta terdapat informasi yang
sangat tidak relevan (dari sudut pandang perseptual)
dalam data video.
Dalam mengkompresi data baik audio maupun
video terdapat dua jenis kompresi yaitu:
1. Pengkodean Losless Merupakan proses yang dapat
dibolak-balik pemulihan sempurna sebelum dan sesudah memiliki nilai yang sama
persis. Dalam menggunakan pengkodean ini biasanya tidak memperdulikan medianya.
Proses penguraian mengembalikan kembali ke asal secara penuh misalnya RLC,
Huffman Codding, Arithmetic Coding.
2. Pengkodean Lossy Merupakan proses yang tidak dapat dibolak-balik, pemulihannya tidak sesempurna video hasil rekonstruksi secara numerik. Dalam menggunakan pengkodean ini mempedulikan semantik dari data yang bersangkutan.
Teknik Video Coding
– H.261 dan H.263
– Dirancang untuk video conferencing, aplikasi video telepon menggunakan jaringan telepon ISDN
– Kecepatan bitrate antara p x 64 Kbps. Dimana p adalah frame rate (antara 1 sampai 30)
– Mempunyai 2 tipe frame yaitu: Intra-frame (I-frame) dan Interfame (P frame)
– MPEG audio-video
– standar audio video transmission
– MPEG bertujuan membuat kualitas VHS pada VCD dengan ukuran 352 x 240.
– Dirancang untuk video conferencing, aplikasi video telepon menggunakan jaringan telepon ISDN
– Kecepatan bitrate antara p x 64 Kbps. Dimana p adalah frame rate (antara 1 sampai 30)
– Mempunyai 2 tipe frame yaitu: Intra-frame (I-frame) dan Interfame (P frame)
– MPEG audio-video
– standar audio video transmission
– MPEG bertujuan membuat kualitas VHS pada VCD dengan ukuran 352 x 240.
KOMPRESI
JPEG
Kompresi pada jenis data Image biasanya dilakukan
dengan metode kompresi lossy compression dimana terdapat beberapa
informasi yang dihilangkan untuk mengurangi ukuran dari informasi yang ada.
Contoh penerapan kompresi data pada Image
adalah JPEG dan Quantizing Compression.
Teknik kompresi Quantizing Compression bersifat lossy dan
digunakan untuk mereduksi data dengan asumsi bahwa perubahan data tidak
akan berpengaruh banyak pada informasi. Kompresi ini dilakukan dengan
menggunakan matrik kuantisasi.
Sedangkan untuk tipe data JPEG, kompresi data
dapat dilakukan dengan tiga buah model :
a. Sequential: kompresi dilakukan secara top-down,
left-right menggunakan proses single-scan dan algoritma
Huffman Encoding 8 bit secara sekuensial.
b. Progressive: kompresi dilakukan dengan
multiple-scan secara progresif, sehingga kita dapat mengira-ira gambar yang
akan kita download.
c. Hierarchical: super-progressive mode, dimana
image akan dipecah-pecah menjadi sub image yang disebut frame. Frame pertama
akan membentuk image dalam resolusi rendah hingga berangsur-angsur ke resolusi
tinggi.
sumber:
https://dokumen.tips/documents/makalah-kompresi-jpeg.html
http://virafitrizafadli.blog.widyatama.ac.id/2016/12/28/teknologi-kompresi-audio-dan-video-2/
http://rikipermana.blog.widyatama.ac.id/2017/01/07/teknik-kompresi-audio-dan-video/
https://id.scribd.com/document/349803862/Artikel-JPG-Dan-JPEG
ALGORITMA PADA JPEG
Algoritma JPEG dibuat untuk
menghasilkan kompresi gambar film secara efisien. Dalam penggunaan kompresi
gambar film, JPEG juga sudah disesuaikan untuk penggunaan dengan gerakan video
yang berurutan. Penyesuaian ini menggunakan algoritma JPEG untuk mengkompres
setiap frame sendiri-sendiri pada urutan gerakan video.
Setiap bagian warna dari gambar film
diperlakukan sebagai gambar yang terpisah oleh JPEG. Meskipun JPEG memungkinkan
beberapa pembagian warna, gambar biasanya dibedakan dalam warna merah, hijau , biru.
Atau Luminance (Y), dengan perbedaan warna biru dan merah (U=B-Y, V=R-Y).
Pembagian dalam bagian warna YUV memungkinkan algorima ini untuk memanfaatkan
kelemahan sensitifitas mata manusia. JPEG membagi setiap komponen warna gambar
dalam 8×8 blok pixel. DCT 8×8 diterapkan pada setiap blok. Untuk kuantisasi,
JPEG menggunakan matrix. JPEG memungkinkan perbedaan matrix kuantisasi
ditentukan untuk setiap bagian warna. Penggunaan matrix kuantisasi memungkinkan
setiap frekuensi untuk dikuantisasi pada setiap tahapan yang berbeda. Secara
umum, frekuensi yang lebih rendah pada komponen dikuantisasi menjadi tahapan
yang kecil dan frekuensi tingginya menjadi tahapan yang besar. Hal ini
menguntungkan karena mata manusia tidak terlalu sensitif pada frekuensi yang tinggi,
tapi lebih sensitif pada frekuensi yang lebih rendah. Modifikasi pada
matrix kuantisasi adalah cara yang utama untuk mengontrol kualitas dan rasio
kompresi pada JPEG. Meskipun ukuran tahapan kuantisasi untuk setiap frekuensi
dapat dimodifikasi, sebagian besar teknik adalah untuk memperhitungkan elemen
matrix bersama-sama. Tahapan terakhir dari kompresi adalah zig-zag scanning dan
pengkodean entropi. Meskipun JPEG memungkinkan 2 jenis entropy coder, penerapan
JPEG lebih mirip menggunakan pilihan pengkodean Huffman. Standar JPEG
memungkinkan untuk menggunakan table kode Huffman yang didefinisikan sendiri.
Untuk melakukan dekompres pada gambar JPEG, setiap proses ditunjukkan dalam
urutan yang terbalik.
sumber:
https://dokumen.tips/documents/makalah-kompresi-jpeg.html
http://virafitrizafadli.blog.widyatama.ac.id/2016/12/28/teknologi-kompresi-audio-dan-video-2/
http://rikipermana.blog.widyatama.ac.id/2017/01/07/teknik-kompresi-audio-dan-video/
https://id.scribd.com/document/349803862/Artikel-JPG-Dan-JPEG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar