Mengaku sebagai leluhur sepakbola modern, budaya sepakbola di
Inggris, tepatnya London jelas sangat kuat. Sepakbola dimainkan hampir di
seluruh kota yang identik dengan jam Big Ben-nya tersebut. Di kota itu pun,
sepakbola tak melulu tentang olahraga, tapi juga memasukkan unsur kekerasan,
mabuk-mabukkan, hingga gaya berpakaian. Jadi tak jarang, warga London mengaku
kotanya sebagai kiblat sepakbola dunia.
Sejarah sepakbola di London sendiri sudah sangat lampau. Pada
akhir abad ke-19, mulai bermunculan sejumlah kesebelasan amatir di London
dan sekitarnya. Namun belum adanya kompetisi resmi saat itu, membuat
kesebelasan amatir tersebut hanya rutin mengadakan pertandingan
persahabatan. Belum adanya peraturan baku juga membuat setiap tim
menentukan peraturan yang akan digunakan menjelang pertandingan.
Harrow School yang berada di wilayah Harrow on the Hill,
sebelah tenggara London merupakan pionir sepakbola modern. Sekolah
tersebut menetapkan peraturan tentang sepakbola yang harus menggunakan kaki,
kecuali kiper. Peraturan lainnya adalah kiper menggunakan sarung tangan dan
mahkota untuk membedakan kiper dengan pemain.
Akibat ketidakseragaman peraturan sepakbola di London,
beberapa sekolah pun bertemu untuk membahas mengenai peraturan dasar sepakbola.
Diadakan di The Freemasons' Tavern di Great Queen
Street, London pada 26 Oktober 1863 mereka pun menyetujui sebuah
peraturan dasar dalam permainan sepakbola dan membentuk lembaga khusus yang
bernama The Football Association. Untuk meramaikan kota London, FA membuat sebuah kompetisi
yang diberi nama FA Cup. Pertandingan yang digelar di Kenington Oval pada tahun
1871-1872, ini mempertemukan dua klub amatir yakni Wanderers melawan Clapham
Rovers.
Pada tahun 1879, berdiri Fulham St Andrews Church Sunday
School FC yang kini lebih dikenal dengan nama Fulham. Klub ini menjadi klub
profesional yang pertama berdiri di London, diikuti oleh Leyton Orient,
Tottenham Hotspur, Queens Park Rangers, Millwall, Barnet, Brentford, Wimbledon,
dan Woolwich Arsenal yang kini berubah nama menjadi Arsenal pada medio 1880-an.
Sementara itu, Chelsea, Charlton, Crystal Palace, dan Thames Ironworks yang
berubah menjadi West Ham United baru bergabung pada 1900-an.
Bergulirnya The Football League pada Maret 1888, membuat
banyak tim asal London berdiri. Namun pada musim tersebut tim asal London gagal
membawa gelar juara, karena dimenangkan oleh Preston North End asal kota
Lancashire. Pada musim 1904, Woolwich Arsenal menjadi klub London pertama yang
sempat duduk di puncak klasemen, meski di akhir musim juara direngkuh oleh The
Wednesday, asal kota Sheffield. Pada musim 1907, giliran Chelsea yang
gagal juara setelah sempat duduk di puncak. Gelar juara harus diberikan oleh
Chelsea kepada Newcastle United.
Pada tahun 1915-1919, Football League vakum akibat perang
dunia. Banyaknya pemain yang diharuskan berpartisipasi ke dunia militer membuat
liga terhenti. Musim 1919-20, liga dimulai lagi dengan menghasilkan West
Bromwich Albion sebagai juara. Sedangkan Chelsea mampu finis di peringkat
keempat, menjadikan musim tersebut sebagai yang tersukses bagi mereka sejak
mereka bergabung di Football League.
Sukses besar ditorehkan Arsenal pada era 1930-an. Mereka
sukses menjadi juara sebanyak lima kali dalam sepuluh musim. Pada awal musim
1939/1940, London menempatkan lima wakil di antara 22 kesebelasan Football
League. Mereka adalah Arsenal, Chelsea, West Ham, Charlton Athletic, dan
Brentford. Namun pada pertengahan musim tersebut, liga terpaksa ditunda lagi
akibat perang dunia kedua. Liga dilanjutkan pada musim 1946/1947, namun
Brentford terpaksa turun ke divisi dua. Tapi jika dihitung dari kesuksesan yang sudah dihasilkan oleh
kesebelasan suatu kota, tim asal London kalah dibandingkan tim asal kota
Manchester. Mungkin, ada baiknya kita cukup menyebut London sebagai embrio
sepakbola dunia, bukan sebagai kiblat sepakbola dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar